Wabah penyakit pneumonia di Wuhan, Tiongkok yang telah merenggut dua korban jiwa pastinya cukup meresahkan. Terlebih virus penyebab pneumonia di Wuhan ini terbilang baru yakni virus Coronavirus dan telah ditemukan sekitar 60 kasus sejak akhir Desember 2019 lalu. Ada beberapa vaksin untuk mengantisipasi pneumonia tapi karena ini virus baru maka vaksin pneumonia yang ada tidak tepat untuk mengantisipasi virus ini.
Dr. Erlina Burhan, Msc, SpP(K) dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menjelaskan kandungan vaksin yang ada saat ini tidak memberikan kekebalan pada tubuh tergadap pneumonia di Wuhan. "Misalnya vaksin untuk pneumococus kalau kumannya lain, ya nggak ngaruh. Sekarang ini coronavirus yang baru, yang virusnya sudah termodifikasi," kata dr. Erlina di kantor PDPI, Jakarta Selatan, Jumat (17/1/2020). Masyarakat pun diminta jangan panik dan langsung bergerombol meminta vaksin padahal virus yang bisa ditangkal berbeda.
"Nggak boleh juga masyarakat membabi buta kemana mana minta vaksin, katanya mau divaksin takut kena Wuhan padahal kan belum ada vaksinnya," tutur dr. Erlina. Untuk sementara dr. Erlina menjelaskan masyarakat bisa mengantisipasi dengan memperbaiki gaya hidup agar imunitas tubuh kuat melawan virus yang masuk ke tubuh. Usai melakukan aktivitas di luar ruangan misalnya cuci tangan sebelum makan agar virus tidak masuk ke dalam tubuh.
Saat bepergian dan dalam kondisi tidak fit tentunya harus lebih ekstra menjaga kebersihan karena tubuh sedang lemah. "Kami mengimbau masyarakat untuk jangan panik ya, implementasikan saja gaya hidup sehat dan kalau ada yang sakit saat bepergian harus pakai masker," ujar dr. Erlina.